Rabu, 14 Maret 2012

Mater Atletik Dasar IKIP PGRI KALTIM


Sejarah atletik
Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yg secara garis besar dapat dikelompokan  menjadi lari, lempar dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa yunani “athlon” yg berarti “ kontes”. Atletik merupakan cabang olahraga yg di perlombakan pada olimpiade pertama pada 776 sm. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI ( persatuan atletik seluruh Indonesia).
Adalah perlombaan lari atau stade.ada beberapa games yg digelar selama era klasik eropa : panhellenik games the pythian game ( dimulai sm) digelar di argolid setiap 2 tahun sekali. The isthmian game 523 sm digelar d isthmus dari Corinth setiah dua tahun the roman games berasal dari bahasa yunani murni,roman game memakai perlombaan lari dan melempar.
Bukannya berlomba kereta kuda dan bergulat seperti di yunani,olahraga Etruscan memakai peraturan pertempuran  gladiatorial, yang juga sama sama tahun 527 sm digelar di delpi tiap empat tahun. The nemen games ( 51 memakai panggung) masyarakat lain menggemari kontes atletik, seperti bangsa kelt,teutonik dan goth yg juga di gemari orang roma. Tetapi, olahraga ini sering dihubungkan dengan pelatihan tempur . dimasa abad pertengahan anak seorang bangsawan akan dilatih dalam berlari, bertarung dan bergulat dan tambahan berkuda, memanah dan pelatihan senjata. Kontes antar rival dan sahabat sangat umum di arena resmi maupun tidak resmi.
Di abad 19 organisasi formal dari event modern dimulai. Ini termasuk dengan olahraga regular dan latihan direzim sekolahan. Royal military college di sandhurt menglaim menggunakan pertama kali di tahun 1812 dan 1825 tetapi tanpa bukti nyata. Pertempuran yang paling tua diadakan di shewsbury shropshire di 1840 oleh royal shrewsbury school hunt. Ada detail dari seri pertemuan tersebut yg ditulis 60 tahun kemudian oleh c.t robinson dimana dia seorang murid disana pada tahun 1838 sampai 1841. Royal military academy dimana woolwich menyelenggarakan sebuah kompetisi yg diorganisir pada tahun 1849, tetapi seri regular pertama dari pertemuan di gelar di Exeter college , oxoford dari 1850.
Atletik modern biasanya di organisir sekitar lari 400 m di trek di hamper semua event yg ada . acara lapangan ( melompat, dan melempar ) biasanya memakai tempat didalam trek. Atletik termasuk didalam olmpiade modern ditahun 1896 dan membentuk dasar dasarnya kemudian wanita pertama dibolehkan berpartisipasi di trek dan lapangan dalam event olimpiade tahun 1928 . sebuah badan pengelola internasional dibentuk tahun 1912. IAAF  menyelenggarakan beberapa kejuaraan dunia outdoor di tahun 1983.
Beberapa pertandingan regional  ada sirkuit liga emas professional, di akumulas dalam IAAF world athletics final dan kejuaraan dalam ruangan seperti world indoor championship. Olahraga tersebut memiliki profil tinggi selama kejuaraan besar, khususnya olimpiade, tetap yg lain kurang popular.
AAU ( Amateur athletic union ) adalah badan pengelola di amerika serikat  sampai runtuh di bawah tekanan frofesionalisme pada akhir tahun 1970 . sebuah badan baru bernama the athletic congress (tac) di bentuk , dan akhirnya di namai USA Track and Field ( USATF atau USA T&F) .sebuah tambahan, organisasi dengan bentuk structural yang lebih kecil, Road Runner Club of America (RRCA) juga ada di USA untuk mempromosikan balap jalanan. Di masa modern, atlit sekarang bisa menerima uang dari balapan, mengakhiri sebutan “ amatirisme” yang ada sebelumnya.
Pada setiap penyelenggaraan olimpiade nomor atletik merupakan nomor perlombaan yang utama. Penggemar atletik dan olahraga pada umumnya makin meluas, tidak terbatas pada pria saja tetapi wanita pun turut serta ambil bagian. Moto olimpiade adalah : citius-Altius-Fortius yang berarti : lebih cepat-lebih tinggi-lebih kuat.
Atletik di Indonesia
Organisasi atletik pertama di Indonesia pada jaman penjajahan Belanda adalah : Nederlands Indische Athletiek Unie (NIAU) yang dalam bahasa Indonesia berarti Perserikatan Atletik Hindia Belanda. Organisasi ini di dirikan pada 21 Juli 1917. Organisasi ini berkembang hanya di kota kota besar seperti : Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogjakarta, Semarang, Solo dan Medan.
Pada masa pendudukan jepang olahraga pada umumnya mengalami perkembangan yaitu antara tahun 1942 – 1945. Semua pelajar, mahasiswa dan pegawai diharuskan mengikuti senam yang disiarkan melalui radio radio yang dikenal dengan istilah “ RADIO TAISO” selama penjajahan Jepang muncul organisasi Atletik seperti : Ikatan Atletik Jakarta / IKADA, Gabungan Atletik Bandung / GABA, Ikatan Atletik Solo / IKASO, Ikatan Perkumpulan Atletik Surabaya / IPAS.
Sejak Ri merdeka perkembangan semakin olahraga di tanah air berkembang semakin maju. Di kota Solo Januari 1946 diselenggarakan Kongres ang menginginkan menghidupkan kembali olahraga di tanah air. Maka di dirikan organisasi PORI. Langkah pertama PORI adalah menyelenggarakan PON I di kota Solo pada tanggal 12 september 1950 berdiri organisasi atletik (PASI).
ATLETIK
Ada 46 nomor lomba resmi dalam cabang olahraga atletik baik putra maupun putrid
1.      Nomor Lintasan
a.       Lari 100 m pa/pi
b.      Lari 200 m pa/pi
c.       Lari 400 m pa/pi
d.      Lari 800 m pa/pi
e.       Lari 1500 m pa/pi
f.        Lari 5000 m pa/pi
g.       Lari 10.000 m pa/pi
2.      Nomor Lari Gawang
a.       Lari 100 m gawang pi
b.      Lari 110 m gawang pa
c.       Lari 400 m gawang pa/pi
d.      Lari 3000 m Steplechase pa/pi
3.      Nomor Lari Estafet
a.       Lari estafet 4 x 100 m pa/pi
b.      Lari estafet 4 x 400 m pa/pi
4.      Nomor Jalan Raya
a.       20 km jalan cepat pa/pi
b.      Marathon 42,195 km pa/pi
5.      Nomor Lapangan
a.       Tolak peluru pa/pi
b.      Lempar cakram pa/pi
c.       Lempar lembing pa/pi
d.      Lompat jauh pa/pi
e.       Lompat jangkit pa/pi
f.        Lompat tinggi pa/pi
g.       Lompat tinggi galah pa/pi
h.      Lontar martil pa/pi
6.      Nomor Gabungan
a.       Sapta lomba pi ( 7 nomor lomba )
Hari 1 : 100 m gawang, lompat tinggi, tolak peluru, 200 m
Hari 2 : lompat jauh, lempar lembing, 800 m
b.      Dasalomba pa ( 10 nomor lomba )
Hari 1 : 100m, lompat jauh, tolak peluru, lompat tinggi, 400m
Hari 2 : 110 m gawang, lempar cakram, lompat tinggi galah, lempar lembing, 1500m

1.      Tehnik Start Jongkok
Start jongkok ada tiga :
a.       Start pendek ( bunc start )
b.      Start menengah ( medium start )
c.       Start panjang ( long start )
Aba- aba start jongkok ada tiga :
a.       “Bersedia “ (  mengambil posisi di belakang garis start )
b.      “siap” ( pantat diangkat keatas lebih tinggi dari kepala )
c.       “ya” atau dengan bunyi peluit atau pistol, pelari meninggalkan tempat start dan berlari menuju garis finish.
2.      Tehnik berlari / Style / Tehnik ABC :
a.       Akselerasi = kecepatan
b.      Balancing = kesimbangan
c.       Coordinasi = kerjasama seluruh anggota tubuh.
3.      Tehnik memasuki garis finish ada tiga :
a.       Menundukan kepala
b.      Membusungkan dada
c.       Lari tanpa mengurangi kecepatan
Babak dan seri
Babak penyisihan harus dilakukan dalam event lintasan, jika jumlah atlet terlalu banyak untuk dilakukan dalam satu babak final, apabia babak penyisihan ini dilakukan , semua atlet harus berlomba dalam babak ini untuk dapat lolos kebabak berikutnya. Seri perempat final dan seri semi final harus disusun oleh TD , jika tidak ada penunjukan TD tersusun ini dilakukan oleh panitia penyelenggara, jika tidak ada kondis luar biasa, maka table berikut harus digunakan untuk menentukan jumlah babak, jumlah seri dalam setiap babak dan prosedur kualifikasinya untuk setiap babak dari event lintasan.
100m, 200m, 400m, 100m gawang, 110m gawang dan 400m gawang.
Terdaftar
Babak I
Babak II
Babak III
Seri
Posisi
waktu
Seri
Posisi
Waktu
Seri
Posisi
9 -16
2
3
2





17 – 24
3
2
2





25 – 32
4
3
4
2
3
2
1
3
33 – 40
5
4
4
3
2
2
1
3
41 – 48
6
4
8
4
4
2
1
3
49 – 56
7
4
4
4
4
2
1
3

4.      Setelah babak pertama, para atlet ditempatkan didalam seri babak berikutnya sesuai dengan prosedur berikut ini : untuk event 100 m sampai 400 m, dan estafet  sampai dengan 4 x 400 m, penentuan peringkat ( sedding) harus berdasarkan atas kedudukan dan waktu yang dicapai dalam babak sebelumnya. Atlet ditentukan peringkatnya sebagai berikut :
+ yang tercepat dari posisi pertama dari seri
+ yang kedua tercepat dari posisi pertama tiap seri
+ yang ketiga tercepat dari posisi pertama tiap seri
+ yang tercepat dari posisis kedua tiap seri
+ yang kedua tercepat dari posisi kedua tiap seri
+ yang ketiga tercepat dari posisi kedua tiap seri
Di tutup dengan
+ atlet tercepat dari kualifikasi waktu
+ atlet kedua tercepat dari kualifikasi waktu
+ atlet ketiga tercepat dari kualifikasi waktu
Kemudian atlet ditempatkan didalam seri dalam distribusi peringkat secara zigzag misalnya 3 seri akan berisikan peringkat sebagai berikut :
Seri a : 1 6 7 12 13 18 19 24
Seri b : 2 5 8 11 14 17 20 23
Seri c : 3 4 9 10 15 16 21 22
Untuk event 100 m sampai 800 m dan estafet sampai dengan 4 x 400 m , jika ada beberapa babak yang berurutan dari suatu lomba, maka lintasan harus diundi sebagai berikut :
Ø  Dalam babak pertama lintasan harus di undi
Ø  Untuk babak berikutnya, atlet ditentukan peringkatnya setelah tiap babak sesuai dengan prosedur.
Ø  Dua undian harus dibuat
Ø  Satu untuk empat atlet atau tim dengan peringkat terbaik untuk menempati lintasan 3, 4, 5, dan 6.
Ø  Satu lagi untuk empat atlet atau tim dengan peringkat lebih rendah untuk menempati lintasan 1, 2, 7, dan 8.
Lomba Lari Gawang
Berikut ini adalah jarak standar event lari gawang
_  putra , junior putra, remaja putra 110-400 m
_ putri, junior putri, remaja putrid 100-400 m
Terdapat 10 buah gawang pada tiap lintasan lari, yang dipasang sesuai dengan table berikut :
Putra, junior putra, remaja putra
Jarak lomba
Start Gawang ke 1
Jarak antara gawang
Gawang akhir ke finish
110 m
13, 72 m
9,14 m
14,02 m
400 m
45.00 m
35.00 m
40.00 m

Putri, Junior Putri, Remaja Putri
Jarak Lomba
Start Ke Gawang 1
Jarak Antara Gawang
Gawang Akhir Ke Finish
100 m
13.00 m
8.50 m
10.50 m
400 m
45.00 m
35.00 m
40.00 m

Ukuran Tinggi Gawang
Event
Putra
Junior Putra
Remaja Putra
Putri/ Junior
Remaja Putri
100 m
-
-
-
-
-
110 m
1, 067 m
0, 990 m
0, 914 m
-
-
400 m
0, 914 m
0, 914 m
0, 840 m
0,762 m
0,762 m

Ø  Lebar gawang antara 1, 18 m sd 1, 20 m
Ø  Panjang maksimum alas haruslah 70 cm
Ø  Berat gawang tidak boleh kurang dari 10 kg
Ø  Di perbolehkan ada toleransi 3 mm, di atas atau di bawang ketinggian standart, karena variasi dalam pembuatan.
Ø  Tinggi palang atas 7 cm. tebal palang ini antara 1 cm sampai 2,5 cm, dan sisi bagian atas harus dbulatkan.
Ø  Palang harus di cat warna hitam dan puth.
Atlet harus di diskualifikasi Jika :
a.       Tidak melompati setiap gawang
b.      Menarik kaki atau tungkai di bawang bidang horizontal tepi atas gawang pada saat melompatinya.
c.       Melompati gawang yang bukan pada lintasannya, atau
d.      Menurut pendapat wasit, menjatuhkan gawang dengan sengaja.
Event Lapangan
1.      Atlet harus berlomba sesuai dengan urutan undian. Jika tidak ada babak kualifikasi , maka untuk final harus di selenggarakan undian baru.
2.      Dalam semua event lapangan, kecuali loncat tinggi dan loncat tnggi galah, bila terdapat lebih dari delapan atlet, setiap atlet di beri kesempatan 3 kali, dan delapan atlet dengan prestasi sah terbaik di beri 3 kali kesempatan lagi.
Jika terjadi hasil sama untuk kedudukan terakhir yang mash melanjutkan lomba, penyelesaian seperti dalam pasal 180 ayat 20 berikut :
Pasal 20 : Kecuali untuk loncat tinggi dan loncat tinggi galah, prestasi terbaik kedua dari atlet yang mempunyai hasil sama menjadi dasar untuk menyelesaikan hasil sama. Jika diperlukan hasil ketiga dan seterusnya. Jika terdapat delapan atlet atau kurang setiap atlet diberi kesempatan enam kali.
Peralatan Resmi










Peluru
4 kg
5 kg
6 kg
7, 26 kg
Cakram
1 kg
1, 5 kg
1, 75 kg
2 kg
Lembing
600 gr
700 gr
800 gr
800 gr
Martil
4 kg
5 kg
6 kg
7, 26 kg

Sektor Lempar cakram
Diameter 2. 50 m, sudut lemparan 34, 92
 





                                                                  34, 92 m







Sektor Tolak Peluru
Diameter 2.13, 5 m, sudut lapangan 34.92


Babak Kualifikasi
3.      Babak kualifikasi, harus diselenggarakan dalam event lapangan jika peserta terlalu banyak untuk di lombakan dalam satu babak ( final ), jika diadakan babak kualifikasi semua atlet harus berlomba dalam babak tersebut agar lolos kr final. Prestasi yang dicapai dalam babak kualifikasi tidak diperhitungkam sebagai bagian perlombaan sebenarnya.
4.      Atlet harus dibagi dua kelompok atau lebih.
5.      Kondisi untuk kualifikasi, standar kualifikasi, dan jumlah atlet di babak final di tentukan oleh delegasi tehnik / DT dan jumlah peserta minimal 12 orang atlet untuk final.
6.      Jika atlet mencapai standar kualifikasi yang telah ditetapkan kurang, dari jumlah yang ditetapkan, bahkan tdak ada, maka yang berhak masuk final adalah atlet yang mempunyai prestasi terbaik berdasarkan ranking.
7.      Prestasi atlet yang dicantumkan adalah prestasi terbaik dari seluruh kesempatannya, termasuk yang dicapai dalam memecahkan hasil sama untuk kedudukan pertama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar